BahanaInspirasi.com, MANADO – Nama Manado berasal dari kata Manaroe atau Manadou (bahasa daerah Minahasa), artinya dijauh. Penyebutannya hampir sama dengan bahasa Sangihe, yaitu Manaro yang memiliki arti di jauh atau negeri yang jauh.

Manado merupakan ibu kota Provinsi Sulawesi Utara. Manado merupakan kota indah yang terletak di tepi pantai yang dikelilingi oleh daerah pegunungan. Manado memiliki pulau eksotik yang terkenal dengan wisata bawah lautnya, yaitu Bunaken, Manado Tua, dan Siladen.

Keindahan alam, budaya, dan lingkungan sosialnya menyimpan banyak cerita, namun catatan tersebut dimiliki bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda) yang datang menjajah lantaran terpesona keindahan dan kekayaan alamnya.

Sampai kini, bukti fisik asal nama Manado masih diperdebatkan, banyak versi yang berupaya memberikan interpretasi.

Dulu, Manado merupakan bagian dari Minahasa, sampai tahun 1947. Nama yang lebih tua dari Manado, yakni Wenang. Wenang adalah nama pertama yang berubah menjadi Manado. Karena sebelum maju dan berkembang besar.

Menurut Prof Geraldine Manoppo – Watupongoh, pergantian nama Wenang menjadi Manado dilakukan oleh Spanyol pada tahun 1682.

Menurutnya, nama Manado diambil dari nama pulau di sebelah Bunaken, yaitu Manado (kini Manado Tua).

Namun sumber lain menyebutkan pergantian nama Wenang menjadi Manado tidak dilakukan oleh Spanyol, tetapi VOC Belanda.

Alasannya pada tahun 1677 sampai 31 Agustus 1682, gubernur jenderal Hindia Belanda di Ternate, Dr Robertus Padtbrugge datang ke Manado dan mencatat sisa-sisa penduduk Bowontehu (Manado Tua), termasuk yang terdapat di Sindulang.

Pergantian Wenang menjadi Manado disebabkan dokumen dan surat-surat penting bangsa Portugis, Spanyol, dan Belanda banyak mencantumkan nama Manado serta lebih banyak dikenal dibandingkan Wenang.

Pada tahun 1623 nama Manado mulai dikenal dan digunakan dalam surat-surat resmi. Karena alasan tersebut Wenang diganti menjadi Manado.

Versi lain menyebutkan Manado sebelumnya adalah Pogidon. Wilayah Pogidon sering diidentikan dengan Wenang. Namun, Pogidon dan Wenang merupakan dua negeri yang berbeda. Wenang merupakan negeri luas, sedangkan Pogidon adalah pemukiman kecil.

Meskipun Kota Manado berasal dari bahasa lokal, namun kata yang hampir punah ini diwarisi dari dokumen-dokumen bangsa Eropa.

Dalam dokumen itu disebutkan bahwa nama Manado ditemukan pelaut Portugis yang bernama Simao d’Abreu pada tahun 1523 dan merupakan pulau yang sudah berpenghuni sejak 1339.

Namun, Simao tidak mempublikasikan temuannya itu. Hasil temuan tersebut dipublikasikan oleh Antonio Galvao, mantan gubernur Portugis di Maluku dalam buku berjudul Tratado.

Pada tahun 1541, Nicolaas Desliens, orang Eropa asal Perancis yang mencantumkan nama Manado di peta dunia. Diperkirakan, Desliens mendapatkan nama Manado dari Simao d’Abreu.

Jika benar, maka d’Abreu dianggap membocorkan informasi rahasia. Karena, bangsa Portugis menerapkan politik tutup mulut sebagai kebijakan distrik. Artinya, semua informasi yang dimiliki tidak boleh diketahui bangsa Eropa lain.

Manado yang dimaksud Simao d’Abreu dan Antonio Galvao merupakan Manado yang kini namanya berubah menjadi Manado Tua. Sementara, Manado Tua merupakan wilayah kepulauan yang terdapat di Kota Manado.

Demikian sejarah Nama Kota Manado yang kita kenal saat ini sebagai kota Tinutuan,semoga bermanfaat untuk kita semua,dan bisa menjadi salah satu referensi tujuan liburan berikutnya apalagi yang belum pernah menginjakan kakinya di Bumi Nyiur Melambai.

(redaksi)

Artikel ini telah terbit di https://www.rri.co.id/cek-fakta/634723/sejarah-nama-kota-manado

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Developer