BahanaInspirasi.com, MANADO – Masih banyak perusahaan di Indonesia yang belum menyusun roadmap atau peta jalan pengurangan sampah sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) Nomor 75/2019.
Hal tersebut dikemukakan oleh konsorsium lingkungan Net Zero Waste Management Consortium (NZWMC).
Founder NZWMC Ahmad Safrudin menuturkan, Permen LHK Nomor 75/2019 memandatkan perusahaan manufaktur, retail serta hotel, restoran dan katering (horeka) menyusun peta jalan pengurangan sampah.
“Sebagian besar perusahaan belum mematuhi ketentuan penyusunan roadmap pengurangan sampah,” kata Ahmad, sebagaimana dilansir Antara, Sabtu (15/6/2024).
Selain perusahaan, provinsi dan kabupaten atau kota juga belum menyusun rencana aksi penanganan sampah yang selaras dengan aksi pengurangan sampah.
Ketua Harian NZWMC Amalia S Bendang menambahkan, dari hasil pelaksana Audit Sampah Sungai Ciliwung 2023 menunjukkan, sungai tersebut telah menjadi bejana sampah yang unik.
Dari total 32.364 sampah yang berhasil dipilah dari enam titik sampling Sungai Ciliwung, terdapat 10 jenis sampah yang ditemukan.
Dari jumlah tersebut, tujuh di antaranya adalah material polimer termasuk kain, karet, kayu, kertas, logam, plastik, serta gabus.
Sampah plastik paling banyak ditemukan secara konsisten di berbagai titik dalam bentuk kantong kresek baik secara utuh maupun serpihan dengan total akumulasi mencapai 19.466 buah atau sekitar 67,88 persen dari keseluruhan sampah yang berhasil dikumpulkan dan dipilah.
Posisi ini disusul oleh bentuk sampah bungkus dan saset plastik yang berhasil dipilah masing-masing sekitar 3.974 dan 3.324 buah atau sekitar 13 persen dan 11 persen dari total akumulasi sampah keseluruhan.
Selain itu, sampah bernilai ekonomi seperti botol PET dan cup PP juga masih mengalir di Sungai Ciliwung.
Amalia menyampaikan, timbulan sampah di badan sungai menjadi cermin cara pengelolaan persampahan yang berlangsung saat ini.
“Produsen, retail, horeka masih belum sungguh-sungguh menjalankan upaya pengurangan sampah sesuai amanat regulasi,” ujar Amalia dalam sebuah diskusi.
Menurut Ahli pengelolaan kualitas udara Esrom Hamonangan, mengurangi timbulan sampah dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Contohnya adalah merancang dan merencanakan proses industrialisasi produk dengan material yang berpotensi menjadi sampah.
Kemudian mengembangkan pola konsumsi secara menyeluruh, global, dan holistik dalam lingkup makro kemudian diturunkan menjadi berbagai kegiatan teknis pada tingkat mikro.
“Berbagai upaya mengurangi timbulan sampah harus dilakukan untuk menekan dampak lingkungan hidup baik limbah padat, cair maupun gas, terutama penyebab pencemaran udara dan krisis iklim,” ujarnya.
(redaksi)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Banyak Perusahaan Belum Susun Peta Jalan Pengurangan Sampah”, https://lestari.kompas.com/read/2024/06/18/140000086/banyak-perusahaan-belum-susun-peta-jalan-pengurangan-sampah.