MANADO, BahanaInspirasi.com – Ketua Umum Asosiasi Peternak Layer Nasional Musbar Mesdi mengatakan, alokasi pengiriman jagung impor yang dijual oleh Bulog masih lambat.
“Yang 400 ribu ton itu, walau sudah terjual habis ke peternak tapi alokasi pengirimannya lambat sekali,” kata dia saat dihubungi pada Kamis, 21 Maret 2024.
Kementerian Pertanian (Kementan) mengklaim hasil panen jagung melimpah sehingga pemerintah dapat menyetop impor jagung. Mengingat, waktu panen raya merupakan momen tepat bagi Bulog dan para pengusaha untuk membeli produksi petani dalam negeri.
Namun, Musbar khawatir jika stok jagung lokal tidak cukup sehingga ia mendukung adanya impor.
“Dasarnya harus jelas dulu, stok jagung lokalnya ada atau tidak. Kalau tidak, ya lakukan impor donk,” kata dia.
Ia berharap tahun ini tidak ada kenaikan atau over head cost pakan di tingkat peternak. Sehingga beban biaya tersebut tidak perlu ditanggung oleh masyarakat. Fenomena itu, kata Musbar, terlihat dari harga telur yang naik.
Musbar mengingatkan ketersediaan komoditas pangan, khususnya beras dan jagung, harus sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 125 melalui Badan Pangan Nasional atau Bapanas.
Ia berharap pemerintah cerdas dan adil dalam melihat kondisi di lapangan. Tidak hanya melihat kepentingan dari petani jagung tapi juga masyarakat termasuk peternak.
Ia menjelaskan, ketersediaan jagung bagi para peternak sangat strategis. Di mana poultry industry dan dairy farmer memerlukan jagung setiap hari. Sedangkan petani jagung per tahun hanya panen dua kali.
Musbar berujar kebutuhan jagung peternak di pabrik pakan ayam bisa mencapai 680 ribu per ton. Belum lagi peternak sapi perah yang menghasilkan susu. Peternak sapi perah itu membutuhkan tanaman jagung tebasan umur 60-70 hari.
Musbar mengungkap supply jagung dari Bulog sedikit memengaruhi harga ke peternak, tapi dampaknya tidak berefek pada harga pakan pabrik.
“Kendalanya selalu diharga dan kualitas jagung lokal, karena kami harus berkompetisi ketat dengan pabrikan di lapangan,” kata dia.
Kendala itu sama kasusnya dengan harga gabah kering panen atau GKP di tingkat petani, sehingga ia menganggap Bulog belum bisa maksimal melaksanakan tugasnya di lapangan.
Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan akan mengikuti aturan pemerintah untuk menghentikan impor jagung.
“Saat pemerintah bilang menghentikan, ya kami berhenti tapi kan izin yang diterima oleh Bulog setahun,” kata Bayu dalam acara Bicara Stok dan Harga Beras Terkini di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta pada Senin, 18 Maret 2024.
Bayu mengatakan peraturan itu baru dibuat minggu ini. Sedangkan ketersediaan jagung impor pada Januari hingga Februari lalu sudah diberikan kepada peternak.
Impor jagung itu untuk membantu para peternak kecil dan masyarakat yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan baku pakan. Khususnya kepada peternak ayam layer dan peternak pabrik pakan broiler.
(redaksi)
Artikel ini telah terbit di https://bisnis.tempo.co/read/1848628/pengiriman-jagung-impor-lambat-asosiasi-peternak-layer-nasional-khawatir-jika-impor-dihentikan?page_num=2